Sesungguhnya musuh yang paling berbahaya bagi umat manusia adalah kebodohan, sebab kebodohan itu akan menyeret orang menuju perbuatan buruk dan kejahatan. (Sarasamuscaya 399)

Literasi merupakan kualitas atau kemampuan melek huruf/aksara yang di dalamnya meliputi kemampuan membaca dan menulis. Namun lebih dari itu, makna literasi juga mencakup melek visual yang artinya “kemampuan untuk mengenali dan memahami ide-ide yang disampaikan secara visual (adegan, video, gambar). Data UNESCO tahun 2012 menunjukkan bahwa indeks tingkat membaca orang Indonesia hanyalah 0,001. Itu artinya, dari 1.000 penduduk, hanya ada 1 orang yang mau membaca buku dengan serius. Dengan rasio ini, berarti di antara 250 juta penduduk Indonesia, hanya 250.000 yang punya minat baca. Hasil penelitian Programme for International Student Assessment (PISA) menyebut, budaya literasi masyarakat Indonesia pada 2012 terburuk kedua dari 65 negara yang diteliti di dunia. Indonesia menempati urutan ke 64 dari 65 negara tersebut

Faktor penyebab minimnya minat baca salah satunya adalah kita tidak pernah diperkenalkan kepada buku sejak dini, baik itu oleh orang tua kita di rumah maupun di sekolah oleh para guru kita. Tanggung jawab untuk memperkenalkan buku dan membuat kegiatan membaca menjadi menyenangkan ada pada orang tua dan guru. Selain itu kurang tersedianya bahan bacaan yang menarik terutama untuk anak – anak Hindu.

Usaha umat untuk meningkatkan literasi.

Buku anak yang dapat meningkatkan minat baca anak hendaknya ramah terhadap anak dalam hal ini disusun dengan bahasa yang mudah dimengerti, serta disesuaikan dengan keseharian anak-anak. Selain itu buku dibuat berjenjang sehingga disesuaikan dengan tingkat pemahaman serta kelompok umur pembaca. Serta dibuat dengan dinamis dan interaktif, anak-anak sangat memerlukan gambar ilustrasi yang baik agar lebih tertarik untuk membaca dan juga membantu pemahaman terhadap isi bacaannya. Sehingga anak bisa menjadi subjek bukan objek dalam usaha menumbuhkan budaya literasi.

Ada beberapa penerbit yang telah memulai usaha untuk menumbuhkan minat baca salah satu diantaranya adalah Dunia Sekar (www.duniasekar.com) adalah penerbit cerita bergambar yang mengangkat tema nilai-nilai ajaran agama Hindu. Dunia Sekar telah berhasil menerbitkan dua buah buku cerita bergambar yakni Tat Twam Asi dan Guru Rupaka. Selain menerbitkan buku cerita bergambar Dunia Sekar juga melakukan pelayanan dibidang literasi dengan mengunjungi sekolah-sekolah didaerah terpencil, membagikan buku cerita bergambarnya sekaligus mendongeng nilai-nilai ajaran agama hindu yang dilakukan dengan media wayang dan dalang.

Dunia sekar memberikan kebijakan dalam penjualan bukunya dengan beli satu dan disumbangkan satu demi kemajuan literasi anak-anak. Komunitas Sadar Sehat turut berpartisifasi dengan membeli sejumlah buku dari Dunia sekar. Semoga usaha yang dilakukan oleh Dunia sekar dapat berjalan lebih baik lagi dan dapat didukung oleh pemerintah juga umat hindu.

Komunitas sadar sehat juga melakukan kegiatan membagikan buku bacaan secara gratis kepada Panti Asuhan Gayatri Widya Mandala di Tabanan, sebuah SMA di Karangasem serta SMK di Abiansemal, selain itu komunitas kami juga membagikan buku bacaan hindu kepada 70 Guru Agama Hindu diseluruh Bali dan juga kepada 40 siswa yang ikut kegiatan Remaja Berprestasi, dengan harapan dapat memberikan pemahaman yang baik terhadap nilai-nilai Hindu sedari remaja. Selain kepada komunitas sekolah kami juga mengirimkan buka Sabda Satya Sai edisi 35 – 39 kepada 9 SSG/SGD di seluruh Bali, semoga Dharma Wacana saat Bhajan kembali dilaksanakan dengan pembacaan literatur dari Satya Sai karena Miracle dan Blessing yang paling utama dari Satya Sai adalah ajarannya.

Media Cetak dan Media Online

Pada tahun 2016 sebanyak 132,7 juta orang Indonesia telah terhubung keinternet. Sehingga kita perlu memanfaatkan fenomena ini untuk menggunakan media online untuk menyebarkan nilai-nilai hindu. Serupa dengan media cetak di media online diperlukan juga partisifasi umat untuk membuat website, blog, dan account media sosial yang dengan konsisten menyebarkan nilai-nilai hindu, karena banyak sekali media online yang berkembang hanya memberikan berita negatif bahkan hoax.

Komunitas Sadar Sehat mencoba untuk ikut membangun sebuah account media sosial yang setiap Sandya Kala (pagi, siang dan sore) memposting petikan sloka sloka dari weda, hal ini sesuai dengan hasil Raker Pengurus Harian PHDI prihal pembuatan account-account di media sosial, termasuk di youtube untuk siar Hindu. Dalam @slokaweda sengaja kami ambil sloka yang pendek dan mudah dicerna karena jujur saja pengguna media sosial kurang rajin membaca lebih dari satu paragraf. Kami membuat account di Instagram yaitu @slokaweda karena Instagram banyak penggunanya adalah kaum muda, kami berharap pemuda-pemuda hindu dapat mengenal isi kitab sucinya dan tergerak untuk memiliki dan membacanya sehingga sradha dan baktinya meningkat.

@slokaweda saat ini sedang aktif memposting sloka tentang Dana punia yang bekerjasama dengan account Instagram Badan Dharma Dana Nasional yang baru terbentuk. Menjelang Hari Raya Nyepi ini semoga umat tergerak Untuk menyumbangkan 2.5 % dari penghasilannya per tahun melalui BDDN sesuai dengan Bhisama PHDI Nomor: 01/Bhisama/Sabha Pandita Parisada Pusat/X/2002 mengenai Dana Punia.untuk kegiatan komunitas kami selengkapnya bisa dilihat di www.sadarsehat.org/kegiatan/

Hendaknya lenyapkanlah kebodohan dengan ilmu pengetahuan, sebab ilmu pegetahuan akan mengantar manusia menuju kesadaran dan pemahaman mutlak akan hakekat segala sesuatu; mereka yang tercerahi akan mampu mengatar dirinya menuju kebahagiaan sejati. Sedangkan si bodoh akan tetap berada dalam lingkaran kesengsaraan. (Sarasamuscaya 399)