Diabetes Mata

3 Macam Gangguan Mata Efek dari Gula Darah Tinggi

Efek gula darah tinggi juga bisa menyebabkan gangguan pada penglihatan yang bisa saja berujung pada kebutaan permanen sehingga tidak bisa disepelekan begitu saja. Berikut adalah 3 macam masalah yang rentan dialami oleh penderita penyakit diabetes melitus tersebut:

Retinopati

Retinopati adalah masalah kerusakan pada retina mata. Penderita DM tipe 1 dan juga DM tipe 2 sangat beresiko mengalami masalah ini karena  kesehatan retina mata sangat dipengaruhi oleh peningkatan kadar gula darah.Hal tersebut dikarenakan retina mendapatkan makanan dari pembuluh darah halus yang disebut dengan mikrovaskuler.

Beberapa orang yang mengalami masalah retinopati ini akan merasakan beberapa gejala seperti:

  • Pandangan menjadi kabur atau menjadi abu-abu sehingga penderitanya akan kesulitan membaca.
  • Adanya titik gelap kosong di lapangan pandang mata.
  • Mata sering merasa nyeri.
  • Pada penglihatan sering tampak seperti sarang laba-laba.

Katarak

Katarak tidak hanya dapat dialami oleh lansia. Penderita penyakit diabetes melitus juga rawan mengalami masalah ini. Beberapa faktor yang dapat memicu munculnya katarak adalah seperti:

  • Usia lanjut
  • Lamanya seseorang menderita penyakit diabetes melitus
  • Seberapa tinggi kadar gula darah di dalam tubuh

Glaukoma

adalah masalah penglihatan lain yang juga bisa muncul disebabkan oleh efek gula darah tinggi. Glaukoma biasanya muncul karena disebabkan oleh tekanan yang terlalu tinggi di bola mata. Penderita diabetes melitus yang mengalami glaukoma biasanya akan merasakan beberapa hal berikut ini:

  • Pandangan mata menurun (terjadi pada mereka yang belum mengalami glaukoma yang cukup parah)
  • Sakit kepala yang cukup parah dan juga muntah-muntah (terjadi pada mereka yang mengalami glaukoma pada tahap lanjut)

Bagi anda yang menderita penyakit diabetes melitus, sebaiknya anda rutin memeriksakan kesehatan mata. Semua dilakukan untuk memastikan anda tidak mengalami masalah pada penglihatan akibat efek gula darah tinggi.

Olahraga Diabetes

Olahraga Untuk Penderita Diabetes

Cara melakukan olahraga untuk penderita diabetes tidaklah sembarangan. Jika dilakukan secara sembarangan, olahraga justru dapat membahayakan kondisi penderita diabetes. Banyak rumor salah mengenai olahraga untuk penderita diabetes melitus. Olahraga bukanlah aktivitas berbahaya bagi penderita diabetes melitus jika dilakukan dengan cara yang benar. Justru aktivitas olahraga dapat membantu penderita diabetes melitus dalam mengontrol penyakit yang dideritanya asalkan terkontrol dan dilakukan dengan benar.

Seperti apa cara melakukan olahraga yang benar untuk penderita DM? Lalu apa saja manfaat olahraga untuk penderita diabetes? Mari kita simak penjelasannya di artikel ini.

Sebesar Apakah Manfaat Olahraga Untuk Penderita Diabetes?

Olahraga memang merupakan satu aktivitas yang beresiko jika dilakukan secara sembarangan oleh penderita diabetes. Namun jika dilakukan dengan cara yang benar, ada banyak manfaat olahraga untuk penderita diabetes.

Berikut ini adalah beberapa manfaat olahraga yang akan dirasakan jika penderita diabetes melakukannya dengan cara yang benar:

  1. Memperbaiki masalah kepekaan sel dalam menerima glukosa yang dibawa oleh hormon insulin

Salah satu penyebab munculnya penyakit diabetes melitus adalah karena penurunan kepekaan sel dalam menerima glukosa yang dibawa oleh insulin. Masalah tersebut bisa diatasi dengan cara rutin melakukan olahraga.

  1. Menurunkan dosis konsumsi obat medis

Setiap penderita DM umumnya disarankan untuk meminum obat medis secara teratur. Jika penderita DM mau rutin berolahraga dengan cara yang benar, mereka dapat mengurangi dosis konsumsi obat medis, selain olah raga obat tradisional untuk kencing manis pun juga dapat mengurangi dosis obat medis.

  1. Menurunkan kelebihan berat badan

Kelebihan berat badan juga merupakan salah satu faktor mengapa seseorang dapat menderita penyakit diabetes. Dengan rutin berolahraga, masalah kelebihan berat badan tersebut bisa diatasi.

  1. Menurunkan kadar kolesterol jahat yang ada di dalam tubuh

Kadar kolesterol jahat sangatlah berbahaya jika jumlahnya melebihi kolesterol baik. Olahraga adalah salah satu cara menstabilkan kadar kolesterol jahat dan baik di dalam tubuh.

  1. Memperbaiki peredaran darah

Penderita DM sangat beresiko mengalami masalah pada peredaran darahnya, terutama jika mereka sering memiliki kadar gula darah yang terlalu tinggi. Olahraga adalah satu-satunya jalan paling efektif untuk memperbaiki peredaran darah yang terganggu akibat penyakit diabetes.

  1. Menurunkan resiko menderita penyakit jantung

Penderita diabetes melitus juga sangat beresiko menderita penyakit berbahaya lain seperti penyakit jantung. Dengan rutin berolahraga, penderita DM dapat mengurangi resiko menderita penyakit jantung.

  1. Meningkatkan kembali kondisi mental dan kejiwaan

Menderita penyakit diabetes melitus terkadang juga dapat menyerang mental dan kejiwaan. Karena itu, penderita DM disarankan untuk rutin berolahraga. Itu semua dikarenakan olahraga juga dapat memperbaiki kondisi mental dan kejiwaan.

  1. Mencegah masalah pengeroposan tulang

Selain bermanfaat untuk mengatasi penyakit diabetes melitus, olahraga yang dilakukan secara tepat dan terukur juga dapat membantu mencegah munculnya masalah pengeroposan tulang.

  1. Meningkatkan kelenturan otot dan juga sendi

Selain menyehatkan tubuh, olahraga juga dapat meningkatkan kelenturan otot dan juga sendi-sendi tubuh.

  1. Mengurangi kemungkinan untuk menderita penyakit diabetes

Jika anda tidak ingin menderita penyakit diabetes melitus, maka sebaiknya mulailah rutin berolahraga. Karena olahraga rutin memang dapat membantu mengurangi kemungkinan anda menjadi penderita diabetes melitus.

Empat Hal Penting Dalam Melakukan Aktivitas Olahraga yang Harus Diperhatikan Oleh Penderita Diabetes

Di dalam melakukan aktivitas olahraga, sebaiknya penderita diabetes memperhatikan 4 macam hal penting berikut ini:

  1. Frekuensi

Olahraga harus dilakukan secara teratur dan terukur bukan sesering mungkin. Olahraga yang dilakukan sesering mungkin justru dapat membahayakan kesehatan penderita DM.

  1. Intensitas

Penderita DM juga harus memahami kapan saatnya berhenti melakukan aktivitas olahraga. Karena jika dipaksakan, penderita DM justru dapat mengalami masalah karena aktivitas olahraga. Intensitas olahraga dikatakan cukup bagi penderita diabetes jika denyut nadi sudah meningkat sebanyak 75% dari jumlah denyut nadi awal.

  1. Durasi

Olahraga sebaiknya tidak dilakukan terlalu lama khususnya bagi penderita diabetes melitus. Efektifnya, olahraga dilakukan selama 30 menit sampai 60 menit.

  1. Jenis olahraga

Tidak semua jenis olahraga baik jika dilakukan oleh penderita diabetes melitus. Pilihlah jenis olahraga yang memang cocok untuk penderita DM. Jenis Olahraga Untuk Penderita Diabetes Melitus Ya, tidak semua jenis olahraga baik dilakukan oleh penderita diabetes melitus. ada beberapa jenis olahraga yang justru dapat memperburuk kondisi penderita DM.

Berikut adalah contoh jenis olahraga untuk penderita diabetes:

  • Jogging
  • Renang
  • Bersepeda
  • Jalan cepat
  • Senam
  • Aerobik

Intinya, olahraga untuk penderita diabetes adalah jenis olahraga yang tidak menguras terlalu banyak tenaga dan juga ritmenya stabil.

Melakukan kegiatan rumah tangga seperti bersih-bersih rumah juga merupakan olahraga untuk penderita diabetes. Karena kegiatan tersebut sama sekali tidak memaksa jantung bekerja keras dan ritmenyapun sangat stabil.

Jenis Olahraga yang Berbahaya Dilakukan Oleh Penderita Diabetes

Penderita DM yang tidak ingin mengalami masalah kesehatan, sebaiknya jangan pernah melakukan beberapa macam jenis olahraga berikut ini:

  • Sepak bola
  • Voli
  • Basket
  • Bulu tangkis
  • Tenis

Karena semua jenis olahraga tersebut memiliki ritme yang tidak stabil dan cenderung membuat tubuh mudah lelah.

Durasi Dalam Melakukan Olahraga Untuk Penderita Diabetes

Ya, masalah durasi memang sudah dibahas di awal. Namun kami rasa hal ini perlu dibahas lebih mendalam lagi.

Penderita DM memang sangat disarankan untuk rutin melakukan olahraga. Frekuensi melakukan aktivitas olahraga yang disarankan adalah 3 sampai 5 kali dalam seminggu. Sedangkan durasi yang tepat dalam melakukan aktivitas olahraga adalah 30 menit sampai 60 menit. Khusus untuk penderita DM yang memiliki masalah kelebihan berat badan memang lebih disarankan untuk mampu melakukan olahraga selama 60 menit sebanyak 3 hingga 5 kali dalam seminggu.

Lalu bagaimana jika saat ini anda masih belum begitu kuat melakukan olahraga selama itu? Ada cara mudah untuk anda yang memang masih belum kuat melakukan olahraga dalam durasi tertentu. Bagi anda yang belum kuat melakukan aktivitas olahraga langsung dalam durasi tertentu, anda bisa membaginya dalam beberapa bagian. Misalkan anda diwajibkan olahraga selama 30 menit, anda bisa membaginya menjadi 3 bagian waktu yaitu olahraga selama 10 menit di pagi hari, olahraga selama 10 menit di siang hari, dan terakhir olahraga ringan selama 10 menit di malam hari. Dengan begitu, maka anda sudah melakukan aktivitas olahraga untuk penderita diabetes sesuai dengan yang disarankan oleh dokter.

Apa yang Harus Diwaspadai Oleh Penderita DM Ketika Berolahraga?

Memang benar bahwa ada banyak hal berbahaya yang harus diwaspadai oleh penderita diabetes. Untuk memastikan anda mendapatkan manfaat olahraga untuk penderita diabetes, sebaiknya anda memperhatikan beberapa hal berikut ini:

Penderita DM tipe 1

Bagi penderita DM tipe 1, sebaiknya jangan lupa untuk menyuntikkan insulin sesuai dengan dosis yang dibutuhkan oleh tubuh. Karena jika sampai lupa menyuntikkan insulin sebelum melakukan olahraga, ada kemungkinan anda akan mengalami hipoglikemia saat berolahraga.

Penderita DM tipe 2

Penderita DM tipe 2 yang sudah mengalami kerusakan pada organ pankreas sebaiknya juga memperhatikan masalah suntikan insulin. Sedangkan untuk penderita DM tipe 2 yang belum mengalami kerusakan pada organ pankreasnya, sebaiknya anda memperhatikan beberapa hal berikut ini:

  • Lakukan olahraga jenis menengah rutin setiap hari sedangkan untuk olahraga kelas berat lakukan 3 kali dalam seminggu.
  • Lakukan olahraga hanya pada saat suhu udara stabil.
  • Pastikan juga untuk mengukur kadar gula darah sebelum memulai olahraga. Batalkan niatan berolahraga jika kadar gula darah anda tidak stabil.
  • Pilih jenis olahraga yang memang efektif membakar kalori. Jangan lakukan olahraga yang hanya menghabiskan tenaga.
  • Penderita DM sangat rawan mengalami cedera otot dan juga luka di bagian kaki, karena itu sebaiknya selalu kenakan sepatu yang nyaman dan sesuai ukuran kaki setiap kali berolahraga.
  • Berkonsultasilah dengan dokter mengenai apapun yang anda rasakan setelah rutin berolahraga.

Jenis Komplikasi yang Rawan Dialami Oleh Penderita DM Akibat Kesalahan Melakukan Aktivitas Olahraga

Olahraga untuk penderita diabetes memang tidak hanya dapat memberikan manfaat saja. Jika dilakukan dengan cara yang salah, olahraga justru dapat menyebabkan komplikasi.

Berikut ini adalah beberapa macam komplikasi yang rawan dialami oleh penderita diabetes akibat salah dalam melakukan aktivitas olahraga:

  • Pendarahan mata

Penderita DM berpotensi mengalami pendarahan pada mata ketika melakukan olahraga jogging dalam keadaan yang tidak fit. Pendarahan pada mata ini bisa menyebabkan kebutaan permanen.

  • Penyakit jantung

Olahraga yang dilakukan dengan cara yang salah oleh penderita diabetes juga dapat menyebabkan rusaknya organ jantung. Organ jantung yang mengalami kerusakan akan memicu munculnya penyakit jantung.

  • Luka pada kaki

Jika penderita DM tidak mengindahkan saran untuk mengenakan sepatu yang nyaman dan sesuai dengan ukuran saat berolahraga, kemungkinan besar dapat mengalami luka pada bagian kaki.

Luka pada bagian kaki dapat berkembang menjadi masalah pembusukan jika tidak diatasi dengan cepat dan benar.

Tips Melakukan Olahraga Untuk Penderita Diabetes Melitus

Penderita diabetes melitus tidak perlu merasa takut dalam berolahraga. Jika dilakukan dengan cara yang benar, olahraga untuk penderita diabetes dapat memberikan manfaat yang cukup besar bagi kesehatan.

Ikuti tips-tips melakukan aktivitas olahraga untuk penderita diabetes melitus berikut ini agar anda dapat terhindar dari berbagai macam masalah saat berolahraga:

  • Selalu cek kadar gula terlebih dahulu sebelum memulai olahraga. Jika kadar gula darah kurang dari 100 mg/dl, sebaiknya jangan berolahraga khususnya bagi penderita DM tipe 1. Sedangkan jika kadar gula darah lebih dari 200 mg/dl, sebaiknya jangan lakukan olahraga bagi penderita DM tipe 2.
  • Selalu kenakan sepatu ketika berolahraga. Hal ini sangat penting untuk mencegah komplikasi luka pada bagian kaki.
  • Sebaiknya jangan pernah berolahraga sendirian. Ajaklah keluarga maupun teman untuk menemani anda berolahraga. Karena berolahraga sendirian sangat berbahaya terutama jika sampai anda mengalami hipoglikemia.
  • Makan 2 hingga 3 jam sebelum anda berolahraga.
  • Lakukan pemanasan terlebih dahulu sebelum mulai berolahraga dan setelah selesai berolahraga lakukan pendinginan.
  • Usahakan untuk selalu membawa makanan kecil seperti biskuit dan minuman manis setiap kali anda berolahraga. Hal ini sebagai pertolongan pertama jika anda sampai mengalami hipoglikemia.
  • Pakailah pakaian yang menyerap keringat dan nyaman.
  • Jangan memilih olahraga yang tidak anda senangi dan juga jenis olahraga yang berbahaya.
  • Selalu waspada dengan respon yang ditunjukkan oleh tubuh anda ketika berolahraga.

Tanda-Tanda Penderita DM Harus Segera Menghentikan Aktivitas Olahraga

Ada beberapa tanda-tanda yang menunjukkan tubuh anda sudah terlalu dipaksakan dalam melakukan aktivitas olahraga.

Berikut ini adalah tanda-tanda bahwa tubuh anda sudah mulai dipaksakan dalam berolahraga:

  • Nafas terasa pendek
  • Dada terasa sesak
  • Jantung berdebar-debar dan denyut nadi sangat cepat
  • Pusing dan terasa mau pingsan
  • Ulu hati sakit
  • Nyeri di bagian dada yang kemudian menjalar ke rahang bagian kanan dan juga bahu

Jika anda mulai merasakan beberapa tanda-tanda tersebut, sebaiknya hentikan aktivitas olahraga anda. Karena itu pertanda bahwa tubuh anda sudah mulai tidak kuat dan jika diteruskan justru anda tidak akan mendapatkan manfaat olahraga untuk penderita diabetes lagi.

Sebenarnya jika anda benar-benar mentaati semua aturan dan tips-tips yang sudah dijelaskan di artikel ini, kemungkinan untuk mengalami masalah saat berolahraga semakin kecil.

Karena olahraga untuk penderita diabetes yang dilakukan secara tepat dan rutin justru akan meningkatkan kesehatan tubuh dan membantu mengontrol penyakit diabetes.

types of diabetes

Apa beda diabetes melitus tipe 2 dan tipe 1?

Diabetes melitus tipe 2 adalah yang paling sering terjadi. Penyakit diabetes tipe ini dipengaruhi oleh faktor genetik, namun faktor terkuat adalah lingkungan dan gaya hidup. Buktinya, penyakit ini bisa dicegah dengan gaya hidup sehat. Selain penyakit diabetes melitus tipe 2, ada juga diabetes tipe 1 dan diabetes gestasional. Pada akhirnnya, diabetes-diabetes ini mempunyai akibat yang sama. Akibatnya adalah ketidak stabilan gula darah.

Meskipun efek yang ditimbulkan adalah sama, namun ternyata penyebab dari masing-masing tipe diabetes adalah berbeda. Penanganan diabetes-diabetes tersebut juga berbeda satu dengan yang lainnya. Ada juga diabetes sebagai penyakit sekunder. Diabetes ini muncul akibat dari adanya penyakit lain. Beberapa penyakit tersebut antara lain gangguan kelenjar adrenal, radang pankreas, mal nutrisi, infeksi dll.

Apa diabetes melitus tipe 1 itu?

Diabetes tipe 1 adalah salah satu tipe diabetes yang diidap oleh sebagian kecil penderita diabetes. Penderita diabetes kira-kira hanya sekitar 5 – 10 % dari seluruh kasus diabetes. Di Indonesia sendiri, jumlahnya hanya sekitar 2 – 3 %.Jumlah secara pasti penderita diabetes tipe 1 tidak diketahui. Banyak penderita yang tidak sadar mengalami diabetes tipe 1. Penderita baru sadar setelah mengalami komplikasi yang parah dan akhirnya meninggal karena telat diberi pertolongan. Gejala yang datang bisa sangat mendadak. Tidak jarang gejala tersebut menyebabkan komplikasi akut. Akibat dari komplikasi tersebut bisa sangat fatal jika tidak segera diberi pertolongan. Salah satu akibatnya adalah koma, bahkan bisa meninggal. Penanganan untuk penderita diabetes tipe 1 yang mengalami komplikasi akut adalah suntikan insulin. Sejatinya, komplikasi tersebut terjadi akibat lonjakan gula darah yang di luar kontrol. Hal itu terjadi karena tidak adanya insulin. Dengan menyuntikan insulin, maka gula darah dapat disalurkan ke sel-sel tubuh.

Siapa saja penderita diabetes tipe 1?

Diabetes tipe 1 bisa diidap oleh orang dewasa maupun anak-anak. Penderita diabetes tipe 1 bisa dikatakan sebagai orang yang ketergantungan terhadap insulin. Pankreas yang rusak tidak dapat memproduksi insulin. Oleh karena itu, insulin harus disuntikan dari luar tubuh.

Penyebab diabetes tipe 1

Diabetes tipe 1 kebanyakan bisa dikategorikan sebagai penyakit otoimun. Penyakit ini disebabkan oleh gangguan sistem imun pada tubuh. Akibat dari gangguan sistem imun tersebut, maka terjadilah kerusakan pankreas sehingga tidak bisa memproduksi insulin.Kerusakan pankreas juga bisa disebabkan oleh faktor genetik, infeksi virus dan juga malnutrisi. Beberapa faktor ini juga pada akhirnya menyebabkan pankreas menjadi rusak sehingga tidak berfungsi.

Pengendalian diabetes tipe 1

Seperti dijelaskan di atas, pada penderita diabetes tipe 1 terjadi kerusakan pankreas. Insulin tidak dapat dihasilkan dan membutuhkan suntikan insulin dari luar. Suntikan insulin diperlukan untuk menggantikan fungsi insulin alami tubuh. Penyuntikan insulin dilakukan sesuai dengan jadwal yang diberikan oleh dokter. Ketika makanan masuk, insulin akan diproduksi oleh pankreas untuk mengangkut gula. Pada suntikan insulin juga digunakan pola yang tidak jauh berbeda, yakni sebelum makan.

Apa itu diabetes melitus tipe 2 itu?

Diabetes melitus tipe 2 mempunyai persentase tertinggi dari semua kasus diabetes. Diabetes tipe ini diidap oleh sekitar 90 – 95 % penderita diabetes. Peluang kejadian penyakit diabetes melitus tipe 2 lebih tinggi karena banyak dipengarhi oleh gaya hidup.

Apa penyebab diabetes tipe?

Pada diabetes tipe 2, insulin diproduksi secara cukup dan dalam porsi yang seharusnya. Namun, insulin itu tidak dapat bekerja seperti seharusnya. Hal ini terjadi karena ada resistensi insulin. Resitensi insulin ini dikarenakan otot dan sel-sel tubuh tidak sensitif terhadap insulin. Akibatnya, gula yang diangkut tidak dapat diterima oleh sel-sel tubuh. Gula akan menumpuk dalam darah dan memicu kenaikan kadar gula darah.

Siapa saja yang bisa mengidap diabetes tipe 2?

Kebanyakan, penderita diabetes melitus tipe 2 berumur lebih dari 40 tahun. Hal itu dikarenakan pola hidup yang berlangsung selama bertahun-tahun dan menjadikan seseorang terkena diabetes di hari tuanya. Meskipun pada umumnya penderita diabete tipe 2 berusia lebih dari 40 tahun, tidak menutup kemungkinan umur 20-an juga terkena.

Pengendalian diabetes tipe 2

Pada diabetes tipe 2, dokter akan memberikan obat sebagai penurun kadar gula darah. Pengendalian diabetes harus dilakukan dengan cara mengubah pola makan menjadi lebih sehat. Diet dan pemilihan komposisi makanan akan diberikan referensinya oleh dokter. Selain diet tersebut, olahraga merupakan hal yang harus dilakukan juga. Hal ini bertujuan untuk menyeimbangkan asupan gula dan pemakaian energi. Pada penderita diabetes melitus tipe 2, berat badan harus diturunkan. Tingginya lemak menjadi salah satu faktor resistensi insulin. Itulah mengapa, penderita penyakit diabetes melitus tipe 2 rata-rata bertubuh gemuk.

Suntikan insulin bagi diabetes tipe 2 – Perlukah?

Pankreas pada penderita diabetes tipe 2 berfungsi normal dengan memproduksi insulin secara cukup. Dokter hanya akan memberikan obat-obatan yang fungsinya menurunkan kadar gula darah saja.Namun, jika gula darah dibiarkan meninggi dan tidak terkontrol akan berbahaya. Dengan tingginya gula darah, pankreas akan dipacu lebih keras untuk memproduksi insulin lagi. Pankreas yang dipacu terus menerus, sedangkan insulinnya tidak berfungsi maka hanya akan menyebabkan kerusakan. Kerusakan pankreas dapat menjadikan insulin tidak dapat diproduksi lagi oleh pankreas.

Pada akhirnya, penderita diabetes tipe 2 pun akan membutuhkan insulin. Hal ini terjadi jika tidak dilakukan pengontrolan dengan sangat baik. Kadar gula darah dalam tubuh harus benar-benar terjaga dan stabi, obat tradisional penyakit gula darah tinggi dapat menjadi alternatif untuk memperbaiki kinerja organ pankreas tersebut.

Apa itu diabetes gestasional?

Diabetes gestasional mungkin tidak terlalu dikenal luas. Diabetes tipe ini hanya terjadi pada ibu yang tengah hamil. Ketika telah terjadi kehamilan, maka gula darah akan normal kembali. Diabetes gestasional biasanya mulai menunjukan gejala dan terdeteksi pada saat usia kehamilan menginjak 4 bulan. Biasanya, penderita diabetes gestasional ini bukan penderita diabetes sebelumnya. Diabetes gestasional ini bisa dikatakan cukup berbahaya. Memang, bahaya pada saat masa kehamilan tidak seberapa dibanding jangka panjang. Hampir 50 % penderita diabetes gestasional, mengidap diabetes melitus tipe 2 di masa depan. Secara tepat, penyebab terjadinya diabetes gestasional memang belum diketahui. Namun, ada satu hal yang merujuk para ahli untuk memperkirakan penyebabnya. Saat masa kehamilan, janin dalam kandungan hidup melalui zat makanan yang disalurkan oleh plasenta.

Ada beberapa hormon yang dikirimkan lewat plasenta dari tubuh ibu ke janin. Namun ternyata, hormon ini juga dapat menghambat kerja insulin pada tubuh sang ibu. Akibatnya, gula darah ibu menjadi tinggi. Bayi yang dilahirkan oleh penderita diabetes gestasional cenderung mempunyai berat badan yang berlebih. Hal ini karena gula mampu menembus plasenta, sedangkan insulin dari ibu tidak. Akibatnya, pankreas bayi harus memproduksi insulin berlebih. Produksi insulin tentu membutuhkan energi supaya pankreas dapat bekerja maksimal. Bahan energi diambil dari lemak, sehingga pasokan lemak menimbulkan berat badan berlebih pada bayi.

diabetes keluarga

Risiko Diabetes Dari Keluarga

tropicanaslim-keturunan-diabetes

Siapa bilang hanya harta yang bisa diwariskan? Penyakit juga bisa diwariskan oleh orang tua kita. Salah satunya adalah diabetes (glossary: penyakit kadar gula darah tinggi karena tubuh tidak bisa menggunakan insulin untuk mengubah gula darah menjadi energi).

Risiko Diabetes Dari Keluarga
Memang benar, keturunan diabetes memang memiliki risiko lebih tinggi terkena diabetes. Semakin dekat hubungan keluarga, semakin besar pula risikonya. Orang yang ayah atau ibunya menderita diabetes tentu punya risiko lebih tinggi dibanding yang hanya yang kakek atau neneknya terkena diabetes. Sebuah penelitian di India membuktikan bahwa 50% keturunan dari orang tua yang diabetes juga menderita diabetes1. Tiga penelitian lain yang dilakukan di Asia, juga memberikan hasil yang sama.

Fakta lainnya: mereka yang memiliki ibu penderita diabetes memiliki risiko terkena diabetes sebesar 3.4 kali lipat lebih tinggi, sedangkan mereka yang memiliki ayah penderita diabetes memiliki risiko 3.5 kali lipat lebih tinggi. Apabila kedua orang tuanya menderita diabetes, mereka memiliki risiko terkena diabetes sebesar 6.1 kali lipat lebih tinggi.

Kok Diabetes Bisa Diturunkan?
Selain karena penurunan riwayat genetik, lebih tingginya risiko diabetes juga disebabkan sharing kebiasaan atau pola hidup dari orangtua ke anaknya. Sebagai contoh, apabila orangtua terbiasa makan makanan manis, anaknya cenderung juga menyukai makanan manis. Akibatnya, kebiasaan atau gaya hidup orangtua yang memicu diabetes bisa terbawa ke anaknya.

Saya Keturunan Diabetes. Apakah Pasti Terkena Diabetes?
Good news for you! Walaupun memiliki risiko lebih tinggi, Anda bisa terbebas dari diabetes kalau menjaga pola makan dan gaya hidup sehat.

Pre-Diabetes

Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia tahun 2008, diketahui bahwa 3 dari 50 orang Indonesia mengidap diabetes. Dan yang mengejutkan, jumlah penderita pre-diabetes jauh lebih tinggi. Statistik menunjukkan bahwa 1 dari 10 orang Indonesia menderita pre-diabetes. Padahal, orang yang menderita pre-diabetes biasanya akan menderita diabetes sekitar 5 sampai 10 tahun kemudian.

Lalu apa sih sebenarnya pre-diabetes? Inilah yang harus Anda ketahui:

  • Prediabetes ditandai dengan nilai gula darah puasa 100-125 mg/dl dan nilai toleransi glukosa oral 140-199 mg/dl.
  • Prediabetes sendiri merupakan suatu keadaan yang ditandai kadar gula darah yang tinggi, namun tidak cukup tinggi untuk dapat didiagnosis sebagai diabetes tipe 2.
  • Apabila tidak ditangani, prediabetes dapat berkembang menjadi diabetes tipe 2.

Anda didiagnosa menderita prediabetes? Jangan panik! Jika Anda bisa menerapkan pola hidup sehat, predikat prediabetes akan kembal menjadi normal.

Resiko Diabetes

Faktor Risiko Diabetes

Saya jarang makan gula atau makanan manis tapi kok bisa terkena diabetes tipe 2?

Hal di atas adalah kesalahpahaman yang seringkali terjadi di masyarakat! Walaupun diabetes kerap dikenal sebagai penyakit gula, tetapi diabetes tidak hanya disebabkan oleh konsumsi gula berlebihan. Setidaknya ada 12 faktor utama penyebab diabetes tipe 2 yaitu:

  1. Obesitas atau kegemukan: Kegemukan dan penumpukan lemak di perut akibat konsumsi kalori berlebih membuat tubuh tidak peka terhadap insulin (resistensi insulin).
  2. Riwayat Keluarga: Keturunan dari orang tua yang terkena diabetes, lebih berisiko 6 kali lipat untuk juga terkena diabetes. Penting untuk melakukan pola makan sehat sejak muda!
  3. Usia yang bertambah: Sensitivitas terhadap insulin menurun berdasarkan usia. Semakin usia bertambah, semakin tidak peka terhadap insulin. Tapi, generasi muda juga berisiko terkena diabetes jika memiliki gaya hidup tidak sehat seperti banyak makan makanan tinggi gula & tinggi lemak.
  4. Kurangnya Aktivitas Fisik: Kurang aktivitas fisik atau olahraga dapat menyebabkan obesitas yang juga akan meningkatkan risiko diabetes. Untuk mencegahnya, berolahragalah minimal 30 menit sebanyak 3 kali dalam seminggu.
  5. Rokok: Selain bahaya bagi paru-paru, penelitian menunjukkan kalau merokok dapat membuat meningkatkan risiko diabetes.
  6. Stress: Peradangan karena stress mengakibatkan resistensi insulin, keadaan dimana sel tubuh tidak peka terhadap adanya insulin, sehingga insulin tidak bisa memasukkan gula ke dalam sel tubuh untuk diubah jadi energi.
  7. Makanan Tinggi Kolesterol: Konsumsi kolesterol berlebih juga ternyata dapat menyebabkan diabetes. Batasi konsumsi kolesterol Anda tidak lebih dari 300 mg per hari!
  8. Hipertensi: Hipertensi akan meningkatkan risiko terkena diabetes dan komplikasi jantung. Jadi, jagalah tekanan darah Anda tetap di bawah 140/90 mmHg. Salah satu cara efektif untuk menghindari hipertensi adalah dengan tidak mengonsumsi garam berlebih.
  9. Hormon: Bagi wanita, setelah menopause, tubuh lebih tidak peka terhadap insulin.
  10. Kehamilan: Kehamilan ternyata juga dapat menyebabkan ketidakpekaan terhadap insulin.
  11. Ras: Ras Asia lebih rentan terhadap resistensi insulin dibanding ras kaukasia atau hispanik. Peningkatan penderita diabetes di wilayah Asia jauh lebih cepat dibanding di benua-benua lainnya. Di masa depan, diperkirakan 60 % penderita diabetes di seluruh dunia berasal dari asia. Bahayanya, di Asia, diabetes juga menyerang orang-orang di usia yang lebih muda.
  12. Obat-obatan tertentu: Obat-obatan tertentu bisa mengakibatkan ketidakpekaan terhadap insulin. Salah satunya adalah jenis obat untuk mengobati tekanan darah tinggi seperti thiazide diuretik dan beta blocker. Dua jenis obat tersebut (termasuk kombinasi keduanya) ternyata dapat meningkatkan risiko terkena diabetes. Bagi Anda yang terkena hipertensi, sebaiknya konsultasikan hal ini kepada dokter Anda.
    Dengan menulis fakta-fakta ini, diharapkan kita tidak hanya sekedar tahu faktor penyebab diabetes tipe dua, tapi kita juga semakin berusaha untuk menghindarinya dengan gaya hidup sehat!
Team GSS

GERAKAN SADAR SEHAT KARENA KAMI PEDULI

”To keep the body in good health is a duty, otherwise we shall not be able to keep our mind strong and clear.”– Buddha

Kutipan tersebut menggambarkan bahwa kesehatan adalah harta yang sangat berharga. Harta, tahta, dan bahkan pembangunan nasional tidak akan berarti apabila kita hidup dalam kesakitan. Sayangnya, paradigma masyarakat saat ini terkait kesehatan hanyalah sebatas mencari pengobatan saat mereka sakit. Akibatnya, 10% rumah tangga termiskin di Indonesia harus menghabiskan 230% dari penghasilannya sebulan hanya untuk membiayai biaya sekali rawat inap (Thabrany, 2008). Apabila kondisi ini terus berlanjut, maka sebagian besar penghuni dunia ini adalah mereka dengan masalah kesehatan dalam belenggu kemiskinan tentunya. Masalah kesehatan adalah hasil dari berbagai masalah lingkungan yang bersifat alamiah maupun masalah buatan manusia, sosial budaya, perilaku, populasi penduduk, maupun genetika. Perilaku adalah salah satu faktor yang berpengaruh besar terhadap derajat kesehatan masyarakat, sehingga diperlukan suatu langkah nyata untuk mengubah cara pandang masyarakat terkait kesehatan.

Rendahnya pemahaman masyarakat Indonesia khususnya terkait perilaku hidup sehat dapat kita lihat dari fenomena transisi epidemiologi yang terjadi, dimana penyakit tidak menular semakin meningkat sementara penyakit menular masih menjadi penyebab kematian. Salah satu penyakit tidak menular yang kasusnya kian meningkat seiring dengan menjamurnya makanan cepat saji adalah Diabetes Melitus (DM) atau masyarakat mengenalnya dengan istilah kencing manis. Diabetes Mellitus merupakan suatu penyakit menahun yang ditandai oleh kadar gula darah melebihi normal dan gangguan metabolisme karbohidrat, lemak dan protein yang umumnya disebabkan oleh kekurangan hormon insulin. Apabila penyakit ini dibiarkan tak terkendali maka dapat menimbulkan berbagai komplikasi (akibat) seperti penyakit kardiovaskular, stroke, metabolik, dan ginjal.

Data Federasi Diabetes Internasional tahun 2014 menunjukkan bahwa terdapat 9 juta populasi Diabetes Mellitus di Indonesia dan 39.885 orang diantaranya pernah didiagnosis menderita Diabetes Mellitus di Bali. Sedangkan yang belum pernah didiagnosis menderita Diabetes Mellitus oleh dokter namun dalam 1 bulan terakhir mengalami gejala klasik Diabetes Mellitus sebanyak 6.136. (Riskesdas, 2013)

Telah banyak upaya yang dilakukan pemerintah untuk menekan laju pertumbuhan penyakit ini akan tetapi hal itu belum cukup, karena program pemerintah cenderung tidak berkelanjutan. Padahal WHO menyarankan agar setiap individu usia 40 tahun ke atas melakukan general medical check up paling tidak sekali setahun dan America Hearth Associassion (2015) bahkan merekomendasikan 4 pemeriksaan rutin untuk populasi berisiko, yakni pemeriksaan tekanan darah, gula darah puasa, kolesterol total, dan indeks masa tubuh, meski bukan dalam keadaan sakit.

Berdasarkan hal tersebut, lahirlah Komunitas Gerakan Sadar Sehat. Komunitas tersebut adalah kumpulan pemuda Bali yang mayoritas berlatar belakang kesehatan (dokter, perawat, ilmu kesehatan masyarakat) dan peduli dengan masalah kesehatan masyarakat yang terjadi saat ini. Kami terdiri dari 8 tim inti dan dalam setiap event jika dibutuhkan akan membuka open recruitment untuk relawan. Adapun kegiatan yang rutin kami lakukan adalah pemeriksaan tekanan darah, kadar gula darah, kadar kolesterol, dana tau pemerikasaan asam urat. Setiap kegiatan dilakukan dengan sukarela. Kami melayani karena kami peduli produktifitas, pembangunan kesehatan, dan kualitas hidup masyarakat kami. Kami adalah bagian dari masyaraka. Jika Anda juga peduli, marilah bergandengan tangan untuk Indonesia yang lebih sehat.

Oleh Derayanti