“Semoga kita dapat mengabdikan diri kita menjadi instrument Tuhan Yang Maha Esa dan dapat membagikan keberuntungan kita kepada orang-orang miskin dan mereka yang membutuhkan.” (Rgveda I.15.8)
Kesehatan merupakan harta yang sangat berharga bagi kita, namun saat ini kesehatan menjadi barang yang sangat mahal harganya di masyarakat. Bahkan ada anggapan di masyarakat bila jatuh sakit berarti jatuh miskin. Salah satu penyakit yang tidak mudah untuk dihindari adalah penyakit kronis degeneratif, yakni penyakit yang terjadi ataupun mengiringi dengan proses penuaan pada seseorang. Penyakit ini sering terjadi ketika bertambahnya usia seseorang yang juga diakibatkan oleh menurunnya fungsi organ tubuh, salah satunya diabetes melitus atau kencing manis. Diabetes Mellitus merupakan suatu penyakit menahun yang ditandai oleh kadar glukosa darah melebihi normal dan gangguan metabolisme karbohidrat, lemak dan protein yang disebabkan oleh kekurangan hormon insulin. Apabila penyakit ini dibiarkan tak terkendali maka akan menimbulkan komplikasi-komplikasi yang dapat meningkatkan angka kesakitan dan kematian penyandang Diabetes Melitus, seperti penyakit kardiovaskular, stroke, metabolik, dan ginjal. (Khardori, 2015). Permasalahannya, dikutip dari Medscape (Khardori, 2015), angka kejadian diabetes senantiasa meningkat di seluruh dunia. Federasi Diabetes Internasional memprediksi jumlah orang yang hidup dengan diabetes akan meningkat dari 366 juta di tahun 2.011 mejadi 552 juta di tahun 2030. Dan sepuluh negara teratas dalam jumlah penderita diabetes saat ini adalah; India, China, Amerika Serikat, Indonesia, Jepang, Pakistan, Rusia, Brasil, Italia, dan Bangladesh.
Di Indonesia sendiri, data Federasi Diabetes Internasional tahun 2014 mengungkapkan terdapat 9 juta populasi Diabetes Mellitus. Sementara data Riskesdas 2013 yang diolah oleh Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan, khusus populasi Bali yang pernah didiagnosis menderita Diabetes Mellitus oleh dokter adalah 39.885. Sedangkan yang belum pernah didiagnosis menderita Diabetes Mellitus oleh dokter namun dalam 1 bulan terakhir mengalami gejala klasik Diabetes Mellitus sebanyak 6.136. (Riskesdas, 2013)
Telah banyak upaya yang dilakukan pemerintah untuk menekan laju pertumbuhan penyakit ini akan tetapi hal itu belum cukup. Jika upaya edukatif dan promotif serta diagnosis dini (screening) berjalan dengan baik seharusnya perburukan penyakit ke arah komplikasi dapat dikendalikan. Namun kenyataannya, tingkat kesadaran masyarakat terutama kalangan ekonomi menengah ke bawah mengenai penyakitnya masih rendah. Pengalaman kami di lapangan sering kali masyarakat baru berobat setelah kondisinya parah, setelah terjadi berbagai komplikasi. Hal ini tentu meningkatkan beban health expenditure negara.
Komunitas Sadar Sehat yang terdiri dari sejumlah tenaga kesehatan dan aktivis kemanusiaan adalah komunitas nir-laba yang peduli pada kesehatan yang mengutamakan kegiatannya kepada deteksi dini terhadap berbagai penyakit yang pada saat ini fokus terhadap pemeriksaan tekanan darah, gula darah, asam urat dan kolesterol, yang dalam pelaksanaanya terjun langsung ke masyarakat sehingga dapat membantu fasilitas kesehatan setempat untuk diagnosis dini dari berbagai resiko penyakit. Komunitas Sadar Sehat yang baru berdiri sejak tanggal 17 Agustus 2015 ini sudah melakukan berberapa kegiatan dimulai dengan pemeriksaan kesehatan di Pasar Kota Tabanan, bekerjasama dengan Panitia Penutupan Kegiatan Orientasi Mahasiswa Baru IKIP PGRI Bali Pemeriksaan Kesehatan Gratis di Art Centre, bekerjasama dengan Panitia World Peace Day, Pemeriksaan Kesehatan Gratis saat berlangsungnya acara World Peace Day di Gong Perdamaian Dunia Ketalangu Denpasar, mengadakan pemeriksaan Hemoglobin (HB) dan Gula darah sebanyak dua kami di Centre Brahmakumaris Denpasar sekaligus melakukan penelitian bahwa hidup vegetarian tidak membuat kadar HB dalam darah rendah, bekerjasa dengan Pandita Sangraha Nusantara cabang Bali mengadakan pemeriksaan kesehatan gratis terhadap para pinandita (pemangku) di Balai Banjar Jabapura Padangsambian dan kegiatan ini akan dilanjutkan di beberapa kabupaten di Bali yang di dukung oleh Badan Dharma Dana Nasional, Sanidata, Beurer dan Achu Check. Untuk rencana dalam waktu dekat ini adalah melakukan pengecekan kesehatan gratis di Graha Pasek Cekomaria Denpasar bersamaan dengan acara Sapu Leger, Pengecekan kesehatan pada pelaksanaan World Diabetes Day serta Pengecekan kesehatan gratis di Karangasem yang bekerjasa dengan Rotary.
Dengan berpegangan pada konsep “menyama-braya”, “Tat Twam Asi, “Manava Seva, Madhava Seva” sudah sepantasnya kita bahu-membahu ikut menyukseskan program pemerintah sesuai kapasitas dan kemampuan. Harapannya, umat menjadi lebih sadar akan pentingnya kesehatan, mau berbenah diri menjalankan pola hidup yang sehat sehingga bisa lebih produktif dalam menjalankan swadharma. Kami dari Komunitas Sadar Sehat memberikan kesempatan kepada para semeton semuanya untuk berpartisifasi dalam program yang sedang kami laksanakan.
Untuk keterangan lebih lanjut bisa di hubungi ke Putu Eka Prayastiti Kefani, Kordinator Gerakan Sadar Sehat di email dr.kefani@gmail.com
”Wahai umat manusia, bekerja keraslah kamu sekuat tenaga, usir jauh-jauh sifatsifatmu yang membuat kamu melarat dan sakit. Hendaknya kekayaan yang kamu peroleh dengan kejujuran dapat bermanfaat bagi masyarakat, Arahkanlah untuk perbuatan-perbuatan baik dan kesejahteraan masyarakat.” (Atharvaveda VI. 81. 1)


================================================================
Denpasar, Pos Bali. Untuk menjaga kesehatan para pemangku, Pandita Sangraha Nusantara (PSN) Korwil Bali, menggelar bhakti sosial pemeriksaan kesehatan gratis untuk para pemangku di seluruh bali. Pemeriksaan kesehatan meliputi pemeriksaan gula darah, kolesterol, asam urat dan tekanan darah. Rangkaian kegiatan bakti sosial ini rencananya akan diselenggarakan diseluruh kabupaten di bali.
Di Denpasar sudah dimulai pada minggu (25/10) kemarin di Balai Banjar Jaba Pura, Desa Padangsambian Klod Denpasar Barat. Diikuti oleh kurang lebih 100 pemangku di Denpasar, dengan keluhan penyakit yang berbeda-beda kata ketua Pandita Sangraha Nusantara Pandita Gusti Ngurah Mendra. Kegiatan soaial ini bekerjasama dengan Komunitas Gerakan Sadar Sehat.
Dijelaskan sebagai lembaga yang mewadahi para pemangku pihaknya sangat peduli dengan pesehatan para pinandita, jangan sampai sakit dulu baru diperiksa dokter, sebaiknya dilakukan pencegahan dari awal, sehingga pola hidup dapat diatur dan dijaga. Inilah bagian dari gerakan edukatif kami sebagai lembaga yang mewadahi para pemangku ungkapnya.
Menurutnya setelah di Denpasar, pemeriksaan kesehatan para pemangku akan di lakukan di Jembrana tanggal 8 November, menyusul Tabanan, Gianyar dan kabupaten lainnya yang rencananya akan diikuti oleh sekitar 100 pemangku. Ini gerakan sosial edukatif memberi pemahaman kepada para pemangku agar menjaga kesehatan nya sehingga langkah preventif perlu dilakukan megingat tugas elayanan pemangku demikian padat dalam melayani umat. Jangan sampai terganggu karena kondisi kesehatan yang kurang baik.
